Salam Perjuangan

04 Februari 2012

KAABAH : SEJARAH SEPINTAS LALU






AWALNYA, Mekah /Makkah hanyalah sebuah hamparan kosong. Sejauh mata memandang pasir bergumul di tengah terik menyengat. Aliran zamzamlah yang pertama kali mengubah wilayah gersang itu menjadi sebuah komunitas kecil tempat dimulainya peradaban baru dunia Islam. 

Bangunan persegi bernama Kaabah didaulatkan  menjadi pusat dari kota itu sekaligus pusat ibadah seluruh umat Islam. Mengunjunginya adalah salah satu dari rukun Islam, Ibadah Haji.

Kaabah masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini dan diperkirakan masih terus berdiri hingga kiamat menjelang. Beberapa generasi pernah menjadi saksi berdirinya Kaabah hingga berbagai kemelut menyelimutinya.

Adalah Ismail, putra Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, yang kaki mungilnya pertama kali menyentuh sumber mata air zamzam. Akibat penemuan mata air abadi ini, Siti Hajar dan Ismail yang kala itu ditinggal oleh Ibrahim ke Kanaan di tengah padang, tiba-tiba kedatangan banyak musafir. Beberapa memutuskan untuk tinggal, beberapa lagi beranjak.

Ibrahim datang dan kemudian mendapatkan wahyu untuk mendirikan Kaabah di kota kecil tersebut. Kaabah sendiri berarti tempat dengan penghormatan dan prestij tertinggi.

Kaabah yang didirikan Ibrahim terletak persis di tempat Kaabah lama yang didirikan Nabi Adam hancur tertimpa banjir bandang pada zaman Nabi Nuh. Adam adalah Nabi yang pertama kali mendirikan Kaabah

Tercatat, 1500 SM adalah merupakan tahun pertama Kaabah kembali didirikan. Nabi Ibarahim dan  puteranya Ismail yang taat membangunkan  Kaabah daripada konkrit batu-batan  bukit Hira, Qubays, dan tempat-tempat lainnya.

Bangunan mereka semakin tinggi dari hari ke hari, dan kemudian selesai dengan panjang 30-31 hasta, lebarnya 20 hasta. Bangunan awal tanpa atap, hanyalah empat tembok persegi dengan dua pintu.

Celah di salah satu sisi bangunan diisi oleh batu hitam besar yang dikenal dengan nama Hajar Aswad. Batu ini tersimpan di bukit Qubays saat banjir besar melanda pada masa Nabi Nuh.

Batu ini istimewa, sebab diberikan oleh Malaikat Jibril. Hingga saat ini, jutaan umat Muslim dunia mencium batu ini ketika menunaikan umrah dan  haji, seperti mana yang pernah dilakukan  oleh  Nabi Muhammad SAW.

Selesai didirikan ,  Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyeru umat manusia berziarah ke Kaabah yang didaulatkan  sebagai Rumah Tuhan. Dari sinilah, awal mula fardu haji dilaksanakan sebagai  ibadah akbar umat Islam di seluruh dunia.

Kerana tidak beratap dan bertembok rendah, sekitar dua meter, barang-barang berharga di dalamnya sering dicuri. Bangsa Quraisy yang memegang kendali atas Makkah ribuan tahun setelah kematian Ibrahim berinisiatif untuk membaikpulihkannya. Untuk melakukan hal ini, terlebih dahulu bangunan awal harus dirobohkan.

Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy adalah orang yang pertama kali merobohkan Kaabah untuk membinanya menjadi bangunan yang baru.

Pada zaman Nabi Muhammad, penambahbaikan juga pernah dilakukan selepas banjir besar melanda. Perselisihan muncul di antara ahli keluarga kaum Quraisy mengenai siapakah yang layak memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya di Kaabah.

Rasulullah memainkan peranan  besar dalam hal ini. Dalam sebuah kisah yang terkenal, Rasulullah meminta keempat suku untuk mengangkat Hajar Aswad secara bersama dengan menggunakan secarik kain. Idea ini berhasil menghindarkan perpecahan dan pertumpahan darah di kalangan bangsa Arab.

Penambahbaikan terbesar dilakukan pada tahun 692. Sebelum renovasi, Kaabah terletak di ruang sempit terbuka di tengah sebuah mesjid yang kini dikenal dengan Masjidil Haram. Pada akhir tahun 700-an, tiang kayu masjid diganti dengan marmar dan sayap-sayap masjid diperluas,kan dan ditambah dengan beberapa menara. Renovasi dirasa perlu, menyusul semakin berkembangnya Islam dan semakin banyaknya jemaah haji dari seluruh jaziran Arab dan sekitarnya.

Wajah Masjidil Haram moden dimulai saat renovasi tahun 1570 pada kepemimpinan Sultan Selim. Arsitektur tahun inilah yang kemudian dipertahankan oleh kerajaan Arab Saudi hingga sekarang ini.

Pada penyatuan Arab Saudi tahun 1932, negara ini didaulatkan menjadi Pelindung Tempat Suci dan Raja Abdul Aziz adalah raja pertama yang menyandang gelar Penjaga Dua Masjid Suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Pada pemerintahannya, Masjidil Haram diperluas hingga dapat menampung seramai 48.000 jemaah.Masjid Nabawi pula diperluaskan  hingga dapat memuat 17.000 jemaah.

Pada pemerintahan Raja Fahd tahun 1982, kapasitas Masjidil Haram diperluas hingga memuat satu juta jemaah. Renovasi ketiga selesai pada tahun 2005 dengan tambahan beberapa menara. Pada renovasi ketiga ini, sebanyak 500 tiang marmar didirikan, 18 gerbang tambahan juga dibuat. Selain itu, berbagai-bagai  perangkat moden, seperti pendingin udara, eskalator dan sistem drainase juga ditambahkan.

Pada masa kini  hingga tahun 2020 dijangkakan Masjidil Haram akan diperluas hingga 35 peratus lagi  dengan kapasitas luar masjid dapat menampung 800.000 hingga 1.120.000 jemaah. Jika ada ruang bahagian dalam Masjidil Haram akan dapat menampung hingga dua juta jemaah.

Banjir Kaabah
Bencana alam yang mungkin sering terjadi di wilayah Makkah adalah banjir. Banjir terbesar tentu saja pada masa banjir bahtera Nabi Nuh. Ketika itu seluruh bangunan Kaabah runtuh. Banjir juga terjadi beberapa kali pada masa Nabi Muhammad. Sepeninggalan baginda, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, banjir telah merosakkan dinding-dinding Kaabah.

Salah satu banjir yang sempat terdokumentasikan adalah banjir besar pada tahun 1941. Dalam gambar yang dipublikasikan secara luas, terlihat bahagian dalam Masjidil Haram tenggelam hampir setengah tinggi Kaabah.

Di beberapa tempat bahkan mencapai leher orang dewasa. Banjir-banjir inilah yang kemudian membuat beberapa tiang masjid yang terbuat dari kayu menjadi lapuk dan rapuh. Kerajaan Saudi terpaksa harus melakukan perbaikan beberapa kali untuk mengatasi hal ini.

Banjir sering terjadi di Makkah karena letak geografis kota tersebut yang diapit beberapa bukit. Hal ini menjadikan Makkah berada di dataran rendah yang letaknya seperti mangkuk. Air hujan tidak dapat dapat mudah diserap oleh tanah, mengingatkan keadaan muka bumi Timur Tengah yang tandus. Justeru  menyebabkan  banjir  berlangsung beberapa lama. Ditambah lagi, sistem drainase ketika itu tidak sebaik sekarang.

Selain banjir, berbagai-bagai insiden pertumpahan darah tercatat pernah mewarnai sejarah Masjidil Haram. Mulai dari zaman sebelum Nabi Muhammad lahir hingga ke zaman moden pada abad ke -20. Beberapa insiden tersebut diakhiri dengan kemenangan para penguasa Kaabah.

Serangan Gajah
Serangan terhadap Kaabah yang paling terkenal terjadi pada tahun 571 Masehi, tahun kelahiran Nabi Muhammad. Kala itu, sebanyak 60.000 pasukan gajah yang dipimpin oleh Gubernur Yaman, Abrahah, berencana menyerbu Mekkah dan menghancurkan Kaabah.

Negara Yaman adalah salah satu negara Kristen besar kala itu. Sebuah gereja besar yang indah didirikan pada pemerintahan Raja Yaman, Habshah. Gereja tersebut bernama Qullais. Abrahah sebagai pembina gereja bersumpah akan memalingkan pemujaan warga Arab dari Ka'bah di Makkah ke gerejanya di Yaman.

Alkisah, mendengar hal ini, seorang Arab dari qabilah Bani Faqim bin Addiy tersinggung kemudian masuk ke dalam gereja dan membuang hajat di dalamnya. Abrahah marah luar biasa dan bersumpah akan meruntuhkan Kaabah. Berangkatlah dia beserta tentara terkuatnya, menunggang 60.000 ekor gajah.

Tidak ada satu pun kekuatan kabilah Arab Saudi yang mampu menandingi kekuatan puluhan ribu tentera gajah tersebut. Berdasarkan tentera daripada datuk Nabi Muhammad;  Abdul Mutalib, para penduduk Meakah mengungsi ke puncak-puncak bukit di sekeliling Kaabah. Berangkatlah rombongan tentera Abrahah menuju Kaabah, hendak menghancurkan bangunan mulia tersebut.

Menurut kisah, laju tentera gajah terhenti akibat serangan daripada  ribuan burung Ababil. Burung-burung ini membawa tiga butir batu panas di kedua kakinya dan paruhnya. Dilepaskannya batu-batu tersebut di atas tentera gajah. Batu yang konon berasal dari neraka itu menembus daging para tentaea dan gajah-gajah mereka. Sebuah tafsir mengatakan burung-burung itu membawa penyakit cacar yang menyebabkan para tentera Abrahah tewas akibat bisul yang sangat panas.

Inilah sebabnya, tahun penyerangan tentera gajah  dalam surah Al Fiil dalam  kitab suci Al-Quran menyatakan "Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)." (Al Fiil: 3-4).

Pertelingkahan dengan Iran
Pada  zaman moden, insiden paling sering adalah pertelingkahan pasukan keselamatan  Arab Saudi dengan para penunjuk perasaan dari  Iran. Kehadiran para penunjuk perasaan merupakan perintah dari pemerintah Iran agar para jemaah haji Iran menyampaikan protes terhadap kerajaan Saudi.

Tragedi rusuhan  terjadi pada 31 Julai1987 yang menewaskan 401 orang. Di antaranya adalah 275 warga Iran, 85 warga Arab Saudi, dan 42 jemaah haji asal negara lain. Sebanyak 643 orang terluka, kebanyakan adalah jemaah haji Iran.Mudah-mudahan umat lslam bersatu walaupun apa jua mazhab dan dari mana asalnya. Kita tidak mahulah ibadah yang mulia dan suci ini menjadi gelanggang perseteruan antara sesama insan.

(Foto-Foto Di Atas Ketika TB Berada di Tanah Suci, 2011)

(Sumber asal VIVAnews.com & olahan semula TB)

Tiada ulasan: