mahathir, berbahagia tun
memoir buku hidupmu
kuhadiahkan ibuku
lapan puluh lima usia
masih tekun menatapi
membaca segala inti
namun tidak terlalu
aku terhutang budi
rakyat senegaraku
tongkat sakti katamu
tidak pun kumiliki
kerana aku mandiri
kutimba ilmu puisi
wang keringat sakuku
tanpa subsidi bantu
menjadi begitu manusiawi
kubiaya sendiri takdirku
tiada dendam mendasari
mahathir, aku pemuisi
mencatat segala isi
pro dan kontradiksi
ketika hari-harimu itu
tanpa aku peduli
dan peduli bererti
mahathir, usah ditanya
saatku di luar negeri
merajukkah diri ini
pulangnya sendiri lagi
di jalanan demonstrasi
bahasaku diracuni
kecewakah diri ini
segala polisi lalu
membatasi kalbu waktu
ketika julang terajumu
masih kau kusanjungi
tiada kesumat melingkari
kini tiada apa
seperti dirimu
kita masih berjuang
kau masih hebat
masih mahu berdebat
cuma aku disekat
mahathir, negarawan
mantan menteri perdana
tabir condong petang
menuruni basah hujan
hampiri senja gemawan
rahmat sekalian alam
pohon kepada-Mu Tuhan.
RAJIEE HADI,
Bangi, Kajang, SDE.
15 Julai 2017.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan