Salam Perjuangan

21 Julai 2017

PUISI : MAHATHIR

mahathir, berbahagia tun
memoir buku hidupmu
kuhadiahkan ibuku
lapan puluh lima usia
masih tekun menatapi
membaca segala inti

namun tidak terlalu
aku terhutang budi
rakyat senegaraku
tongkat sakti katamu
tidak pun kumiliki
kerana aku mandiri

kutimba ilmu puisi
wang keringat sakuku
tanpa subsidi bantu
menjadi begitu manusiawi
kubiaya sendiri takdirku
tiada dendam mendasari

mahathir, aku pemuisi
mencatat segala isi
pro dan kontradiksi
ketika hari-harimu itu
tanpa aku peduli
dan peduli bererti

mahathir, usah ditanya
saatku di luar negeri
merajukkah diri ini
pulangnya sendiri lagi
di jalanan demonstrasi
bahasaku diracuni

kecewakah diri ini
segala polisi lalu
membatasi kalbu waktu
ketika julang terajumu
masih kau kusanjungi
tiada kesumat melingkari

kini tiada apa
seperti dirimu
kita masih berjuang
kau masih hebat
masih mahu berdebat
cuma aku disekat

mahathir, negarawan
mantan menteri perdana
tabir condong petang
menuruni basah hujan
hampiri senja gemawan
rahmat sekalian alam
pohon kepada-Mu Tuhan.

RAJIEE HADI,
Bangi, Kajang, SDE.
15 Julai 2017.

Tiada ulasan: